Jumat, 22 Februari 2013

Mukadimah

Mukadimah


Add caption
Aku adalah seorang yang spesial,  namaku awang wisnuaji. Nama terbaik yang di berikan oleh orang tuaku.  Aku lahir 9 februari 1987 di Mijen, daerah pinggiran kota semarang. Tapi aku cukup bangga tinggal di sana, sudah cukup ramai hanya berjarak beberapa km dari pusat kota dan suasananya masih cukup asri. aku di besarkan bersama 4 saudara laki-laki  lainnya di sebuah rumah kecil di pinggir sawah.
Masa kecilku dihabisakan dengan bermain di sekitar hutan karet di dekat rumahku, bersama teman-teman, kami sering berjalan-jalan keluar masuk hutan karet. Tak hayal hutan karet yang luas menjadi seperti halaman belakang rumah kami. Mencari biji karet yang keras untuk di adu, merupakan permainan asik yang sering membuat kami lupa waktu. Bermain di kali, yang kala itu masih jernih dan banyak sekali ikannya juga tak kalah seru.
Umur 4 tahun aku mulai masuk ke taman kanak-kanak, di sekolahan kecil yang berada di sudut jalan milik perkebunan karet. Setiap harinya aku di antar bapak naik Vespa untuk sekolah dan di jemput embah waktu pulang. Itu mungkin salah satu saat-saat terindah dalam hidupku.
Sebelumnya kami tinggal di rumah dengan pekarangan yang cukup luas, kala itu bapak punya peternakan puyuh. Tapi masa itu tak lama sebelum banjir besar tahun 1991 menghanyutkan seluruh ternak dan sebagian perabot rumah.
Lulus TK, aku masuk sekolah SD Mijen 03, Sebuah SD favorit yang ada di kawasan mijen.  Terkenal dengan prestasi akademik, non akademik, dan gurunya yang galak. Ternyata benar, tahun pertamaku di SD membuatku tidak kerasan.  Hari demi hari seakan berjalan lambat, penuh dengan cobaan saat bertemu dengan guru kelas 1 bu kus namanya. Guru yang benar-benar galak dan menyeramkan. Aku sering menangis dan sempat tidak mau sekolah waktu itu. Tapi itu tak berlangsung lama.
Naik kelas 2 ada insiden kecil, waktu bermain sepeda aku di tabrak motor, alhamdulillah masih di beri umur panjang. Walau sempat dirawat di ICU dan tidak sadar beberapa hari.
Hari-hari saat SD, merupakan saat-saat kenakalan waktu kecil yang sangat menyenangkan.  Walau nakal prestasi akademik ku cukup bagus, dengan selalu rangking 10 besar.’
Dengan Pretasi ku yang cukup lumayan, aku meneruskan ke SMP 16, SMP yang berada cukup jauh dari rumah, sekitar 7 km yang kudu di jangkau dengan naik bis. Masa SMP merupakan masa yang paling rajin menurutku. Selalu bagun pagi, mengerjakan tugas, belajar dan belajar tak hayal membuatku cukup bangga dengan beberapa kali rangking 1 di kelas. Tapi, SMP juga menorehkan sesuatu kenangan buruk dengan jatuhnya nilai bahasa Inggrisku waktu ujian Akhri.
Aku sempat pesimis untuk masuk ke SMA favoritku, untung nilai mata pelajaran lain cukup membantu untuk mendongkrak point.  Akhirnya aku masuk ke SMA 6 semarang, SMA cukup favorit, walupun bukan yang terbaik.  Tapi sudah cukup membuatku bangga bisa masuk ke sana.
Dan pilihanku ternyata benar, di SMA 6 mungkin merupakan tempat transformasi hidupku. Di sana aku bertemu dengan teman-teman yang merubah hidupku. Banyak pengalaman, ilmu dan nilai-nilai yang dapat ku dapatkan.
Tubagus Arif, Zenny, Arif Budiman, Ega Ricky, dan teman-teman yang lain yang sangat berjasa memberikanku pengalaman berorganisasi, berfikir dan merencanakan hidup. Pramuka, Rohis, PMR dan organisasi lainnya sangat mewarnai kehidupanku sampai saat ini.
Kehidupan berorganisasiku lebih kental di banding kehidupan akademis, mungkin agak bertolak belakang dengan masa SMP. Tapi itu lah hidup, selalu ada perubahan. Tapi jangan salah, nilai akademisku cukup bagus kelas 1 cukup masuk ke 3 besar, kelas 2 sempat rangking 2 walupun tergusur ke rangking 3, dan kelas 3 aku masuk ke kelas favorit IPA 1 yang gudangnya anak pintar dan cerdas dan tergusur menjadi rangking 8.
Tapi tetap masa SMA menyimpan banyak kisah yang selalu seru untuk di ceritakan.
Masuk kuliah, itulah masa ujian terbesarku. Ketika aku sudah lolos SPMB dan pilihanku SI biologi tercapi. Tiba-tiba harapan itu runtuh seketika saat aku di justice buta warna parsial hijau dan merah. Beruntung aku juga di terima di DIII Public Relations UNDIP sehingga aku tetap bisa kuliah di undip walau bukan dalam lubuk hati.
Hari-hari pertama kuliah merupakah hari-hari terberat, karena masih terpikir kejadian yanga lalu dan sempat berfikir Tuhan tidak adil kenapa aku harus buta warna. Tapi masa itu tidak lama, ketika aku mulai mengenal beberapa teman baru dan menyelami lagi kehidupan ku. Tentunya Tuhan pasti punya rencana, Tuhan pasti memberikan jalan yang terbaik.
Ternyata benar, mata kuliah yang ada memang membuatku nyaman, dan pas sekali dengan kehidupan organisasiku. Juga membuka wawasan dan pengalaman ku betapa luasnya dunia ini.
Lumayan banyak kisah masa kuliah, dengan segala aktivitas, tugas yang cukup menyita waktu, biaya dan pikiran. Tapi asyik karena memang menyenangkan. Foto grafi walaupun nilaiku B doank tapi itu meupakan mata kuliah faforit yag tak akan terlupakan.
Satu yang tak akan ku lupakan adalah saat ujian TA. Berdebat dengan mas yanuar, mengenai TA dan sampai menggebrak meja adalah kebodohan terbersarku. TA ku Cuma dapat nilai B. Tapi saya puas. Terimakasih mas harjo pembimbing TA ku.
Sekarang Saya di USM. Semoga bisa menambah wawasan dan kapasitas diriku....
Semangat.. Chayo....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar